Kamis, 29 Maret 2012

Aku adalah Aku

Pernahkah kita merasa iri dengan kesuksesan, kehebatan, ketenaran, dan segudang kelebihan lain yang dimiliki orang-orang yang kita ketahui? Dan tanpa sadar kita begitu silau dengan kelebihannya, begitu senang mengetahui aktivitasnya yang penuh dengan inspirasi, dan kita teramat ingin menjadi sepertinya. kita merasa bahwa diri kita sangat jauh dari sosoknya yang berkilau. Jika dirinya ibarat bintang yang bersinar terang, maka kita ibarat awan hitam di langit pekat. kita hanya bisa mengintipnya, berharap suatu masa kan menjadi sepertinya. Ya, mungkin banyak di antara kita yang pernah merasakan hal tersebut. 

Namun apakah yang dapat kita lakukan? Hanya menjadi manusia yang iri dengan kelebihan-kelebihan orang lain, menjadi penonton segala kecemerlangan orang lain, atau kita justru ingin menjadi pribadi yang juga bisa mengibarkan segala potensi positif kepada orang lain? Pilihan tersebut ada pada diri masing-masing dengan Allah sebagai penggenggamnya. Sadarkah sahabat? Allah telah memberikan kita segudang potensi untuk dikembangkan, secerdas-cerdasnya akal untuk digunakan, seluas-luasnya ilmu untuk dipelajari, sejernih-jernihnya hati untuk diselami, sebaik-baik Agama (Islam) sebagai penuntun kehidupan. Maka tak adalagi alasan untuk kita tak mau berupaya memperbaiki diri, menjemput kesuksesan dunia dan akhirat. 

Aku adalah aku. 
Aku bukan kamu, dia, atau mereka. 
Aku adalah aku dengan segala kelemahan yang ada. 
Aku dengan segala kelebihan yang Allah berikan. 
Aku yang berdiri tegak karena curahan cinta dan kasih sayang-Nya yang melimpah ruah. 
Maka Aku, adalah aku yang kan bersinar terang dengan jalanku tuk menyinari sekitar karena-Nya. 

Mungkin kita masih iri karena melihatnya di luar sana semakin berkilauan, sementara diri kita masih merangkak menuju langit cita dan cinta. Aku, kamu, dia, dan mereka sudah Allah berikan alur hidupnya masing-masing. Tak usah berkecil hati jika saat ini kita belum sesukses, secemerlang, sebaik ia yang telah lebih dahulu menjemputnya. Tak salah jika kita mengaguminya, tetapi jangan sampai membuat kita lupa diri. Justru yang harus kita lakukan adalah banyaklah belajar darinya, ambilah energi positif darinya, dan terapkanlah energi itu dengan caramu sendiri. 


4:32

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Q.S. An-Nisaa’ : 32) 

Kembangkanlah potensi yang kita miliki dari segi apapun, entah itu dari segi pendidikan, sosial, keagamaan, kesehatan, kesenian, olahraga sesuai kesanggupan kita. Berjuanglah sungguh-sungguh untuk menjadi yang terbaik dari yang terbaik di mata Allah. Tak usahlah risau jika tak ada manusia yang memuji kita, mendukung kita, melihat kita. Karena yang kita butuhkan hanya penilaian di mata-Nya. 

Penilaian yang lebih hakiki sebagai penentuan berguna atau tidaknya sesuatu yang telah kau usahakan itu. Yakinlah, kita akan selalu punya tempat di hati segenap manusia dengan sinar kita yang unik. Yakinlah bahwa kita akan mampu menjadi secemerlang dirinya ataupun bahkan lebih dari itu. Percayalah bahwa “Aku adalah Aku. Aku bukan kamu, dia, atau mereka. Aku adalah Aku yang kan bersinar terang dengan jalanku tuk menyinari sekitar karena-Nya.” Just be your self, bersinarlah dengan caramu sendiri.