Senin, 15 September 2014

Antara Rizki dan Ujian

Rezeki yang datang seberapa besarnya adalah bagian dari cobaan yang harus kita syukuri. Mengapa cobaan? Sebab jika tak dapat mengolah rezeki secara bijaksana, maka kita akan jadi orang yang lantas sering mengeluh kekurangan.

Inilah yang saya tak jarang alami. Rasanya kok tak pernah cukup uang di tangan...seberapa pun yang didapat, akan terasa tak cukup. Masih ada saja yang belum terbayar atau terpenuhi...
Lantas apa yang salah? Rasanya sudah sangat tepat mengatur setiap pemasukan dan pengeluaran, namun tetap kurang...lantas mengeluh!

Saya kemudian introspeksi. Apa yang salah? Rupanya yang salah adalah, mungkin saya masih kurang bersyukur. Harusnya syukur itu bukan hanya diucapkan, tetapi juga diresapi dan betul-betul diniatkan semata hanya bersyukur kepada Allah, S.W.T.

Syukur itu juga bukan hanya atas materi yang berupa uang dan benda...tapi atas semua hal yang terkadang tak kita anggap sebagai harta. Astagfirullahhaladziim...saya lupa bahwa istri yang solehah dan bertanggungjawab adalah rezeki Allah, anak-anak yang soleh adalah rezeki tak ternilai dari Allah, keluarga yang sehat dan kompak juga bagian dari rezeki...nikmat sehat, ilmu, udara yang kita hirup, air yang diminum, rasa sakit yang dirasakan, cobaan, dan masih banyak lagi...adalah rezeki Allah yang tak ternilai harganya. Subhanallah walhamdulillah, Allahhuakbar!

Beberapa hari belakangan saya sering mendengar komentar-komentar yang kurang sedap didengar dari teman-teman dekat, yang ketika melihat saya sering main bersama kedua anak saya yang berumur 3 dan 2 tahun mereka berkomentar yang seakan akan anak itu bukan rizki dan titipan dari sang pencipta, anak itu hanya karna keteledoran orang tua yang tidak KB dsb, sehingga sebagian mereka menganggap anak itu beban yang harus ditanggung oleh orang tua. Saya berfikir mendalam apa memang kesalahan saya atau pemahaman mereka yang perlu diselaraskan bagaimana mensyukuri nikmat dan ujian dari Allah SWT.

Saya seakan diingatkan kembali saat membaca pesan dari seorang teman baru yang senantiasa berkirim sms hadist-hadist,"Jadikanlah prasangka kita kepada Allah selalu perkara yang baik, niscaya Allah akan membalasnya dengan kebaikan pula, Dialah Maha Adil & selalu ada hikmah di setiap takdirnya, sekali pun di mata manusia itu adalah takdir yang buruk. Nabi S.A.W. bersabda, "Allah berkata, "Aku menuruti persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku." (HR. Bukhori Muslim).

Maka sadarlah saya bahwa bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah, S.W.T. adalah kunci sebuah kehidupan yang barokah, sakinah mawadah warohmah. Insyaallah dan mudah mudahan kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang selalu bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah,S.W.T., Tuhan semesta alam...amin.

Rabu, 10 April 2013

Ketika Badai Sedang Menerpa Bahtera Rumah Tangga 2

Rumah tangga yang dibina bisa saja kandas di tengah jalan apabila suami istri tidak pandai mengantisipasi problem yang muncul menghadang perjalanannya.
Karena problem pasti akan datang, tinggal setiap pihak perlu tahu perkara apa saja yang dapat memicunya, yang dapat merusak hubungan keduanya, dan bagaimana sikap yang tepat saat ada masalah.
Membanding-bandingkan keadaan diri atau pasangan hidup dengan orang lain termasuk sebab terbesar yang merusak kehidupan rumah tangga. Bisa jadi, sikap ini datang dari pihak suami. Tergambar pada dirinya sosok wanita lain yang punya kelebihan yang tidak didapatkan pada istrinya. Padahal apabila ia melihat hakikatnya, bisa jadi ia dapati istrinya memiliki sifat-sifat yang puluhan wanita tidak mampu memilikinya. Akan tetapi, memang jiwa itu selalu berhasrat untuk beroleh sesuatu yang jauh, yang dalam anggapannya terkumpul pelbagai sifat kebagusan yang tidak ada pada apa yang telah dimilikinya. Ibarat rumput tetangga lebih hijau daripada rumput sendiri. Kenyataannya, tidak lain hanya fatamorgana.
Sikap membandingkan bisa pula datang dari pihak istri, di mana ia membandingkan hidupnya dengan kehidupan wanita lain. Membandingkan suaminya dengan suami orang lain.
“Fulanah bisa begini, bisa begitu…. Diberi ini dan itu oleh suaminya…. Sementara aku…?”
Terus-menerus kalimat seperti itu ia ulang-ulang di depan suaminya hingga suaminya jengkel.
Orang Arab mengatakan, “Bagi lelaki yang ingin menikah, hendaklah ia tidak memilih tipe wanita; annanah, hannanah, dan mannanah.”
Annanah adalah wanita yang banyak menggerutu dan berkeluh kesah, setiap saat dan setiap waktu, dengan atau tanpa sebab.
Hannanah adalah wanita yang banyak menuntut kepada suaminya, ia tidak ridha apabila diberi sedikit. Ia suka membandingkan suaminya dengan lelaki lain.
Mannanah adalah wanita yang suka mengungkit-ungkit apa yang dilakukannya terhadap suaminya. Misal dengan mengatakan, “Aku telah lakukan ini dan itu karena kamu….”
Betapa banyak perbuatan membanding-bandingkan tersebut merobohkan bangunan rumah tangga. Seorang muslim semestinya ridha dengan apa yang ditetapkan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala untuknya. Hendaklah ia percaya bahwa siapa yang membanding-bandingkan keadaannya dengan orang lain, niscaya ia akan menganggap kurang apa yang ada padanya. Karena, kesempurnaan itu sesuatu yang sulit diperoleh. Orang yang suka membanding-bandingkan keadaannya dengan orang yang di atasnya, ia tidak bisa mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa ta’ala kepadanya. Padahal sebenarnya masih banyak orang yang keadaannya berada jauh di bawahnya, yang karenanya ia patut memuji Allah Subhanahu wa ta’alaatas karunia-Nya.
Pokok masalah sekarang bukanlah banyaknya harta yang dimiliki, bisa melancong dari satu tempat ke tempat lain, pakaian-pakaian yang indah, perabot-perabot yang mewah, dan semisalnya. Akan tetapi, masalahnya adalah kelapangan jiwa menerima pembagian Allah Subhanahu wa ta’ala serta sebuah rumah yang tegak di atas cinta dan kasih sayang. Apabila semua itu sudah terkumpul, apa lagi yang diinginkan? Mengapa harus menyibukkan diri mengamati keadaan orang lain hingga mengundang kesedihan dan kegundahgulanaan jiwa?
Maka yang harus diperhatikan adalah:
Muamalah di Antara Keduanya
Suami istri janganlah jual mahal untuk memaafkan pasangannya ketika salah satunya meminta maaf dan
meminta keridhaan. Seorang istri tidak boleh bersikap angkuh dan tinggi hati untuk mengakui kesalahannya di depan suaminya. Seorang suami pun tidak boleh kaku dan keras hati. Apabila istri sudah mengakui kesalahannya, hendaklah berlapang dada, selama masalahnya tidak mencacati agama dan akhlak. Demikian pula ketika suami bersalah, dia tidak boleh merasa gengsi untuk meminta maaf.
Seorang istri hendaknya menyadari bahwa berkhidmat kepada suami adalah sesuatu yang tidak boleh dilalaikannya.
Penting untuk diketahui bahwa kehidupan suami istri tidak bisa berjalan sesuai dengan yang diinginkan apabila keduanya bersikap keras. Salah satunya harus ada yang lunak/lembut. Tentu, tidak diragukan bahwa itu adalah istri! Kehidupan suami istri tidak bisa berjalan baik melainkan dengan seorang suami yang kuat dan seorang istri yang tahu bahwa ia wanita yang lemah. Itulah sebabnya lelaki dijadikan sebagai qawwam bagi wanita, karena lelaki kuat dan wanita lemah. Pihak yang lemah butuh sandaran yang kuat, tempat ia berlindung dan bertumpu di kala sulit. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman,
 “Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita dikarenakan Allah telah melebihkan sebagian mereka (lelaki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (lelaki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Oleh sebab itu, wanita yang salehah adalah wanita yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya ketika suaminya tidak ada, karena Allah telah memelihara mereka. Dan istri-istri yang kalian khawatirkan nusyuznya maka nasihatilah mereka, pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka dan pukullah mereka….” (an-Nisa: 34)
Jangan sampai seorang istri senang apabila suaminya lemah, tidak bisa menegakkan urusan istrinya, dan tidak dapat mengayomi istrinya. Inilah fitrah. Lantas, mengapa ada saja orang yang lari dan merasa sombong untuk mengakuinya? Padahal keberadaan lelaki sebagai pihak yang kuat tidak berarti ia bersifat zalim. Kuatnya kepribadian tidaklah sama dengan kezaliman dan kekakuan.
Istri salehah adalah yang tahu besarnya kadar suaminya dan besarnya hak suami terhadap dirinya. Oleh karena itu, ia tidak henti-hentinya mencurahkan upaya guna memberikan kelapangan dan kebahagiaan bagi suaminya.
Renungkanlah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لِأَحَدٍ، لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا مِنْ عِظَمِ حَقِّهِ عَلَيْهَا
“Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada orang lain niscaya aku akan memerintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya karena besarnya hak suami terhadapnya.” (HR. Ahmad 4/381, dinyatakan sahih dalam Irwa’ul Ghalil no. 1998 dan ash-Shahihah no. 3366)
Demikian pula sabda beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
لاَ يَصْلُحُ لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لِبَشَرٍ، وَلَوْ صَلُحَ لِبَشَرٍ أَنْ يَسْجُدَ لَأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا مِنْ عِظَمِ حَقِّهِ عَلَيْهِ، وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَوْ كَانَ مِنْ قَدَمِهِ إَلَى مَفْرَقِ رَأْسِهِ قُرْحَةٌ تَجْرِي بِالْقَيْحِ وَالصَّدِيْدِ، ثُمَّ اسْتَقْبَلَتْهُ فَلَحِسَتْهُ مَا أَدَّتْ حَقَّهُ
“Tidak pantas seorang manusia sujud kepada manusia yang lain. Seandainya pantas seorang manusia sujud kepada yang lain niscaya aku perintahkan seorang istri untuk sujud kepada suaminya karena besarnya haknya suami terhadapnya. Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya pada telapak kaki suaminya sampai ke belahan rambutnya ada luka yang mengucurkan nanah bercampur darah, kemudian si istri menghadapi luka-luka tersebut lalu menjilatinya, niscaya ia belum purna menunaikan hak suaminya.” (HR. Ahmad 3/159, dinyatakan sahih oleh al-Haitsami 4/9, al-Mundziri 3/55, dan Abu Nu’aim dalam ad-Dala’il no. 137. Lihat catatan kaki Musnad al-Imam Ahmad 10/513, cet. Darul Hadits, Kairo)
Hadits ini adalah keterangan yang paling agung tentang besarnya hak suami terhadap istrinya. Yang mengherankan adalah apabila ada istri yang melewati dalil ini, namun ia tidak berhenti di hadapannya dengan merenungkannya dan merasa takut apabila tidak mengamalkan tuntutannya!
Wajib bagi istri membaguskan pergaulannya dengan suaminya. Ia menjaga rahasianya. Ia menjaga hartanya karena ia diamanati oleh suaminya. Janganlah ia membuka penutup tubuhnya (hijabnya) di hadapan lelaki selain suaminya. Ia mendidik anak-anaknya agar hormat terhadap ayah mereka. Janganlah ia bersifat kaku. Apabila suaminya membantunya dalam pekerjaannya atau memberinya hadiah misalnya, hendaklah ia mensyukuri apa yang dilakukan oleh suaminya. Ia puji suaminya dengan kebaikan dan jangan ia cela apa yang diberikan oleh suaminya. Jangan menganggap jelek apa yang dilakukan oleh suami untuknya dan anak-anaknya. Selain itu, wajib bagi istri mencari sisi-sisi yang mengundang ridha suami, lalu ia bersegera melakukannya.

Wallahu a'lam bisshowaf

Ketika Badai Sedang Menerpa Bahtera Rumah Tangga 1


Bissmillahirrahmanirrahiim

Saudaraku, kita telah diperingatkan
“Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al Anfaal: 73)

Bukan bermaksud curhat tapi sedikit dari tulisan ini saya mau mulai dari cerita tentang keluarga kecil yang saya bangun. Hampir tiga tahun menikah saya dikaruniai Allah dua orang putra yang pertama berusia 20 bulan dan yang kedua 8 bulan, hari hari kami jalani dengan suka cita itu mungkin karena kami menikah  dengan proses islami tanpa pacaran seperti kebanyakan anak muda sekarang, dengan proses ta'aruf yang cukup kilat dan kamipun langsung melaksanakan pernikahan.
Setelah menjadi mahrom kami tafahum (saling memahami), dan ternyata diantara kami jurang perbedaan yang cukup dalam, istri dilahirkan dan dibentuk dari keluarga dan lingkungan yang lembut sedangkan
saya dilahirkan dan dibentuk dari keluarga dan lingkungan yang keras...
Saya yang terbiasa sigap dan cepat dalam mengambil keputusan sedangkan istri yang sangat hati - hati, saya yang biasa tegas dalam menghadapi masalah sedangkan istri yang takut dan khawatir dengan adanya masalah. Namun semua bisa kami selesaikan dalam perjalanan biduk rumah tangga kami dua tahun terakhir.
Dan ketika memasuki tahun ketiga cobaan yang cukup berat pun diberikan Allah kepada kami, yang masing-masing kamipin tahu akan hal itu. karna sering kali saya mentaujihkan bagaikan perjalanan sebuah bahtera,
atau kapal laut ........ maka dari itu, rumah tangga sering disebut sebagai bahtera rumah tangga ........... "dalam pelayaran, sebuah bahtera perlu perbekalan, dan kesiapan mental nakoda dan co-nakoda ...
mula-mula kapal itu melayari perairan pantai, kadangkala perairan yang tenang, hanya ada riak kecil dan keindahan pantulan mentari pagi ........
makin lama, makin siang bahtera makin ke tengah .... dan makin siang itu makin ada angin, kemudian ombak mulai terasa menggoyang ...
ke manakah tujuan bahtera itu ?
tujuannya adalah pulau cinta yang jauh .... dan bila kau sudah pernah berada di atas kapal laut, ya ... seperti itulah kehidupan rumah tangga, tentu bakal dihadang oleh gelombang dan badai ... bila nakoda dan co-nakoda "piawai" mengendalikannya, maka bahtera akan selamat dari ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan ombak, gelombang dan hujan badai ......... ancaman yang lain adalah gunung es, atau gunung karang yang "tersembunyi" di bawah permukaan air laut .......... sangat bahaya, bila kapal menabraknya,
tak sedikit kapal yang pecah berantakan, tak sedikit rumah tangga yang bercerai berai, tak sedikit pula suami-istri yang datang ke pengadilan saling klaim dan ngotot minta perceraian ............
itulah gambaran kehidupan rumah tangga".
Akan tetapi ombak yang menghantam bahtera kami cukup besar dan beruntun, mulai saya keluar dari pekerjaan dan meminjam uang untuk bisnis, namun ternyata bisnis saya bangkrut karna ditipu dan sebagian tidak membayar padahal hutang saya harus tetap saya lunasi, ditambah anak pertama sakit yang mengharuskan operasi kecil.....
Sebagai seorang wanita dan seorang ibu istri saya lebih sering bersedih akhir-akhir ini, dan sebagai seorang laki-laki sekaligus suami sudah kewajiban saya untuk mendampingi dan menguatkan.
Karna memang Wanita adalah sesosok manusia yang dianugerahi dengan perasaan yang halus. Selembut-lembutnya hati seorang laki-laki masih lembut hati seorang wanita yang paling tegar sekalipun. Betapa hatinya bagaikan gelas-gelas kaca, sekali pecah hancur sampai berkeping-keping. Perasaan seperti itu sangat rentan terhadap kekecewaan dan kesedihan. 
Sehingga yang harus kita pahami bersama bahwa kita tidak boleh berlebihan dan seakan-akan menunjukkan kekecewaan atas Qadha’ dan Qadhar Allah Subhanu Wata’alla ini yang tidak boleh, Allah menguji manusia dengan batas kemampuan masing-masing manusia:

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqoroh: 286)

Juga yang perlu kita pahami...

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا [٩٤:٥]
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,

إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا [٩٤:٦]
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. 
 Bersambung...

Senin, 14 Januari 2013

Tiga Pertanyaan Dijawab dengan Satu Tamparan

Pemuda : Pak anda orang alim apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?

Imam : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.

Pemuda : Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya.

Imam : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.

Pemuda : Saya ada 3 pertanyaan:-
1.Kalau memang Tuhan itu ada,tunjukan wujud tuhan kepada saya
2.Apakah yang dinamakan takdir
3.Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api,tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba Imam tersebut menampar pipi pemuda tadi dengan keras.(Plak)

Pemuda : Kenapa anda marah kepada saya?(sambil menahan sakit)

Imam : Saya tidak marah. Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.

Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.

Imam : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.

Imam : Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada?

Pemuda : Ya!

Imam : Tunjukan pada saya wujud sakit itu!

Pemuda : Tidak ada.

Imam : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan kewujudan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.

Imam : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya?

Pemuda : Tidak.

Imam : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari ini?

Pemuda : Tidak.

Imam : Itulah yang dinamakan takdir.

Imam : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?

Pemuda : Kulit.

Imam : Terbuat dari apa pipi anda?

Pemuda : Kulit.

Imam : Bagaimana rasanya tamparan saya?

Pemuda : Sakit.

Imam : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Tuhan menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan...

Rabu, 12 Desember 2012

Tanya Jawab "Jodoh"

Tanya Jawab Antara MURTAD(murid ustad) dan USTADZ (Ustad) tentang Jodoh dan Perceraian,

MURTAD: saya mau tanya beberapa hal, temen saya sempat bertanya apa itu jodoh???
lalu saya jawab jodoh itu orang yang akan jadi pasangan hidup kita.
USTADZ : Lebih tepat kalau dikatakan jodoh itu orang/sesuatu yang menjadi pasangan hidup kita. Jodoh adalah bagian dari rejeki, dia seperti juga rejeki-rejeki yang lain spt mobil, pekerjaan, dsb. Hal ini akan mudah dipahami kaitannya dengan cerai atau bukan jodoh.
MURTAD: lalu dia kembali bertanya “apakah orang yang menikah itu berarti jodohnya??”
saya jawab “ya”.
USTADZ : Betul, ikatan nikah itulah yang menjadikan istri kita sebut sebagai jodoh. Kalau belum dinikah berarti belum jodohnya.
MURTAD: lalu dia bilang ” mengapa ada orang yang bercerai??? , apakah itu dinamakan jodoh??” , “mengapa allah memberikan jodoh itu kalau akhirnya harus bercerai???”, “apakah itu berarti bukan jodohnya??” padahal dalam surat ar-rum 21, “……Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri…..”
USTADZ : Kita bicarakan dulu Surat Ar-Ruum ayat 21. Ayat ini menjelaskan bahwa sebagai tanda kekuasaan Allah, Allah menciptakan manusia dan memberi setiap diri itu pasangan/jodoh atau istri. Bahkan dalam ayat itu disebutkan jamak yaitu istri-istri artinya satu orang lelaki boleh memiliki istri lebih dari satu (sampai 4). Ayat ini tidak pernah ditafsirkan kalau istri itu harus satu dan/atau sampai mati. Tidak. Garis besar ayat ini menjelaskan adanya pasangan/jodoh bagi setiap individu. Adapun istri itu bisa hanya satu dan sampai mati, tidak bercerari itu adalah suratan takdir. Berkat usaha dan rejeki orang itu seperti itu, sudah qodarnya begitu. Namun ternyata jika setelah menikah tidak bisa mempertahankan rumah tangganya, sampai kemudian bercerai karena sebab-sebab tertentu itu syah-syah saja. Artinya tidak berdosa. Sebab cerai itu halal, dan ada aturan kenapa mesti dicerai seperti jika aturan Allah – Rasul dilanggar. Jadi justru akan menjadi petaka bagi manusia jika tidak ada cerai, sebab kalau ada hal-hal yang keluar dari hukum kemudian tidak bisa bercerai berarti dosa. Untuk menghindari dosa itulah maka dalam islam diperbolehkan (halal) bercerai.
Jadi kalau sudah bercerai berarti itu bukan lagi jodohnya. Biar gampang anggap saja seperti kita membawa air, ketika mau kita minum terus tumpah ke tanah. Atau air itu direbut orang. Padahal kita udah siapkan dari rumah untuk bekal di jalan kalau haus. Apa yang kita lakukan agar hilang haus kita? Ya mencari air di tempat lain yang punya air. Ingat, perceraian bisa juga disebabkan karena kematian. Jadi kalau kita mengingkari adanya perceraain berarti kita mengingkari kematian. Berarti juga mengingkari qodar.
Kenapa Allah memberi jodoh, kemudian bercerai? Sebab Allah ingin memberi cobaan kepada hambanya untuk mengetahui seberapa besar iman seorang hamba tsb. Lihat Surat Ankabut ayat 2. Jadi yang perlu dipahami bersama bahwa ayat-ayat nikah dan ayat-ayat cerai itu sebagai bagian dari skenario Allah kepada hambanya. Dan kita tahu bagaimana menyikapi adanya skenario Allah yang sudah tertulis 50.000 tahun sebelum kejadian langit dan bumi ini. Tentunya dengan usaha dan doa.
Tidak seperti yang kita lihat di masyarakat umum, sebenarnya perceraian yang diperbolehkan itu jika terjadi pelanggaran terhadap aturan Allah dan Rasul. Seperti istri kita nggak mau ngaji lagi, istri kita ketahuan berzina, suami ringan tangan, atau masalah lain sepanjang bisa diterima oleh pengatur/pengurus. Sebab sudah jelas diterangkan islam melarang icip-icip (kawin cerai hanya bertujuan merasakan berbagai varietas perempuan). Dan juga tidak boleh karena alasan tidak suka lagi, seperti udah bosen, ingin cari yang lebih muda lagi atau alasan hawa nafsu yang lain. Jawaban lugasnya kenapa orang bercerai karena mereka tidak bisa lagi melaksanakan hudud Allah rasul dalm rumah tangganya.
MURTAD: dia juga sempet menanyakan apa hukumnya menikah kalau keduanya sudah sama-sama cukup usia dan sudah mapan, tapi dia masih ragu karena merasa belum siap untuk menikah….
USTADZ : Secara umum nikah sunnah hukumnya. Jika seperti kasus di atas, yang wajib adalah kedua orang tuanya untuk segera menikahkan. Dan anak berkewajiban taat kepada orang tuanya selama tidak maksiat. Selain itu, nikah diperlukan guna menjaga dan menyempurnakan agamanya. Orientasi inilah yang sangat penting diingat dan dilakukan – yaitu menyempurnakan keimanan dan memperbanyak pahala, menghindari dosa.
Adanya keraguan itu karena godaan syaitan. Untuk menghilangkannya banyaklah berdoa dan berserah diri pada Allah. Tawakal adalah sebaik-baik jalan dalam menjalani semua kehidupan ini. Jika masih belum hilang hidupkanlah semangat perang fisabililah dalam menempuh bahtera rumah tangga. Jangan biarkan hidup dalam kesia-sian dalam mencari pahala dan surga.
Jika masih ragu, berarti sifat kemunafiqan mungkin telah bersemayam dalam diri anda. Perbanyaklah dzikir kepada Allah.

Senin, 24 September 2012

Istiqomah Dalam Berjuang

“Sesungguhnya Allah membeli daripada orang-orang yang beriman diri-diri mereka dan harga mereka dengan (bayaran) bagi mereka syurga, (dengan syarat) mereka berperang pada jalan Allah, mereka membunuh dan di bunuh…..:) Surah At-Taubah ayat 111.

Kadang-kadang kita berputus harapan, bila Islam tak kunjung menang, namun sejarah telah mengajar kita tentang peristiwa sahabat nabi, Habbab. Habbab adalah sahabat nabi yang begitu terus disiksa, Habbab disiksa dengan dibaringkannya ke dalam bara api sehingga bara api itu padam oleh sebab darah dan lemak-lemak di badan Habbab. Begitu kuat siksaan yang dialami oleh sahabat-sahabat terdahulu.

Satu hari Habbab dipanggil Rasulullah, "Aku dengar kamu terus disiksa?". tanya nabi kepada Habbab. "Ya, Ya Rasulullah, aku dibaringkan ke atas bara api sehingga bara-bara api itu padam karena darah dan lemak-lemak dari badanku. Selepas itu nabi menyuruh Habbab membuka bajunya untuk melihat parut-parut di belakang Habbab.

Peristiwa ini membuatkan nabi menangis setelah melihat parut-parut di belakang Habbab. Peristiwa yang janggal berlaku kepada nabi. Nabi tidak pernah menangis bila mendengar sahabat-sahabat disiksa hatta Bilal bin Rabah, keluarga Amar bin Yasir dan sahabat-sahabat lain yang disiksa, nabi hanya berpesan, "bersabarlah, sesungguhnya syurga dihadapanmu".

Seorang sahabat yang paling terus disiksa ini bertemu nabi di suatu hari, sedang nabi bersantai meletakkan serban dibawah kepala di Masjidil Haram, tiba-tiba Habbab datang menemuinya, "Ya Rasulullah, engkau masih bersantai sebegini, sedangkan ramai di antara sahabat-sahabatmu disiksa dalam memperjuangkan agama Allah, tidakkah engkau mendoakan kepada Allah agar kita diberi kemenangan?

Muka Nabi menjadi merah padam, dan lantas baginda mengatakan kepada Habbab, "Sesungguhnya kamu seorang yang gopoh/tergesa gesa".

Peristiwa ini menjelaskan bahawa, perjuangan Islam bukan semata-mata untuk kemenangan, perjuangan Islam adalah suatu tarbiyyah oleh Allah. Allah mempunyai masa tertentu untuk memenangkan agamanya. Seorang pejuang agama Allah tidak seharusnya gopoh/tergesa gesa dalam melakukan sesuatu tindakan, kesabaran amat penting dalam perjuangan.

Melihat kepada sejarah orang-orang dulu seperti Imam Bukhori yang begitu tabah berbasikal sejauh berpuluh-puluh kilometer untuk mencari kebenaran hadist atau KH. Ahmad Dahlan dan juga Ust. Rahmat Abdullah yang pulang pergi keluar kota semata-mata memenuhi tuntutan berceramah, namun hanya beberapa orang saja yang hadir dalam ceramah tersebut, namun semangat yang ditunjukkan oleh beliau amat dikagumi oleh kita semua. Jika mau dibandingkan dengan kita, apa sumbangan kita kepada Jamaah, berapa lama kita berjuang dalam agama Allah sehingga kita mahu menuntut kemenagan itu dengan jalan ringkas.
Ashsyahid Sheikh Ahmad Yassin pemimpin Hamas yang telah mati syahid walaupun buta sebelah matanya akibat cedara masa remajanya dan disiksa di dalam penjara sehingga menyebabkan badannya lumpuh, tangannya tidak bisa menulis dan kata-katanya sudah tidak kuat, sudah tidak bisa mengeraskan pentas-pentas pidato/ceramahnya seperti zaman muda tetapi pihak musuh tetap takut dengannya

Pada malam terakhir, beliau beri’tikaf di masjid Majma’ Al-Islamiy dan berniat puasa sunat setelah meminum segelas air putih. Kemudian beliau menunaikan Solat Subuh. Ancaman bahaya dirasai oleh ahli jama’ah masjid dan mereka bertindak mengambil tayar-tayar serta membakarnya agar asap yang naik nanti akan melindungi pergerakan beliau. Namun, Sheikh Yasin melarangnya.

Beliau terus keluar dari pintu masjid dan sejurus itu, rudal dari apache menghantam beliau dan para pengawalnya termasuk menantunya, Khamis Musytaha. Mereka semua gugur syahid.Saksikanlah jasad syahid Sheikh Ahmad Yassin:
.
“ saya punya firasat akan segera mendapatkan kesyahidan dan memang itulah yang saya minta. Saya hanya mencari akhirat, bukan dunia” kata Sheikh Yasin pada anak-anaknya.


Beliau telah syahid, bagaimana kita?

Sudah seperti apa pengorbanan kita?


baca lanjut syeikh yasin:
http://destinasimu.blogspot.com/2009/03/as-syahid-sheikh-ahmad-yasinjasadmu.html

http://ibumithali.com/tag/sheikh-ahmad-yasin/

Senin, 17 September 2012

Karakter yang Kecil Kemungkinan Menemukan Kebahagiaan

1. Orang yang ingin kaya, tapi malas belajar dan menghindari pekerjaan.
2. Orang yang seleranya tinggi, tapi semangat kerjanya rendah.
3. Orang yang impiannya besar, tapi keberaniannya kecil.
4. Orang yang ingin berubah menjadi lebih baik, tapi suka membantah dan mencemooh nasihat.
5. Orang yang ingin keren dan beken, tapi kamseupay-nya norak, bukan yang lugu dan lucu.
6. Orang yang ingin dicintai, tapi kasar dan tidak peka terhadap perasaan orang lain.
7. Orang yang ingin dipercaya, tapi tidak jujur.
8. Orang yang ingin dipilih oleh belahan jiwa yang berkelas, tapi sikap dan perilakunya murahan.
9. Orang yang iri dengan keberhasilan orang lain, dan bersikap memusuhi orang yang lebih pandai, lebih berhasil, atau yang lebih berbahagia.
10. Orang yang ingin sehat dan panjang umur, tapi menikmati kebiasaan buruk yang merusak kesehatan tubuh dan jiwa.
11. Orang yang ingin dijatuh-cintai, tapi tidak memperhatikan keindahan tutur dan pribadinya.
12. Orang yang ingin move on, tapi masih hang on.
13. Orang yang ingin melepaskan diri dari cinta yang palsu, tapi tidak bisa berlaku tegas karena alasan yang stupeod (stupid, tulul).
14. Orang yang ingin berhati damai, tapi suka mengulangi rasa sakit hati dan mengkhayalkan balas dendam.
15. Orang yang ingin diterima apa adanya, tapi banyak maunya.
16. Orang yang tidak percaya diri jika tidak memiliki barang bagus dan bermerk, atau jika tidak tampil bling-bling dan mewah.
17. Orang yang berkeluarga yang harus tumbuh dengan sejahtera, tapi membenci uang.
18. Orang yang salih secara pribadi, tapi tidak salih secara sosial.
19. Orang yang ingin disegani, bernama harum dan dikenal luas, tapi suka mengecilkan, bertengkar dan bermusuhan dengan orang lain.
20. Orang yang ingin sepenuhnya berserah kepada Tuhan, tapi masih sibuk mengatur apa yang akan dilakukan oleh Tuhan untuknya.
21. Orang yang memaafkan, tapi meminta Tuhan untuk membalas dengan setimpal.
22. Orang yang ingin berderma, tapi tidak ikhlas jika tidak diketahui bahwa dia yang menyumbang.
23. Orang yang menikah, tapi tidak menikmati kebersamaan.
24. Orang yang menuntut orang lain melakukan yang tidak dilakukannya.
25. Orang yang jauh dari Tuhan.
Yang nomor berapa yang paling berkesan bagi Anda?
Semoga daftar di atas, yang sesungguhnya masih ada tambahannya lagi ini, dapat memberikan gambaran tentang sikap dan sifat yang harus kita jauhi.
Semoga berguna.
Terima kasih dan semangat pagi..,

Kapankah Orang Seperti Mursi Memimpin Indonesia

al-ikhwan.net – Kairo - Mursi Bertabur Bintang! Itu kira-kira sebutan yang pantas disematkan pada Presiden Mesir, Muhammad Mursi. Karena dalam rentang dua bulan mengemban amanah sebagai Presiden, beliau mampu mewujudkan mimpi-mimpi bertahun-tahun rakyat Mesir:
Pertama, beliau sukses dalam menyudahi pemerintahan militer dan membatalkan ‘dustur mukammil’ atau konstitusi penyempurna bikinan militer.
Kedua, beliau sukses memastikan stabilitas keamanan di Sinai dan perbatasan.
Ketiga, beliau sukses membentuk Dewan Kepresidenan yang terdiri dari kelompok profesional, ia juga menunjuk wakil presiden dari kalangan independen. Yang terbaru adalah beliau melantik sepuluh Gubernur baru.
Keempat, beliau sukses membebaskan hutang petani (tidak perlu membayar) dan membentuk tim pembangunan dan ngembangan Sinai (perbatasan).
Kelima, beliau sukses mengembalikan wibawa Mesir dalam percaturan dunia internasional dan terbebas dari hegemoni Amerika (kunjungan beliau ke Saudi, KTT negara2 Afrika, kunjungan ke China, KTT Non Blok dan terbaru pidato beliau di Liga Arab).

Insya Allah Indonesia akan memiliki pemimpin hebat seperti Dr. Muhammad Mursi yang dicintai rakyatnya jika kelakuan kolektif masyarakat Indonesia bisa sama dengan kelakuan kolektif masyarakat Mesir, karena seorang pemimpin yang jujur itu dipilih oleh orang-orang yang jujur, yang mereka memilih dengan hati nuraninya secara benar bukan karena paksaan apalagi uang.
إن الله لا يغير ما بقوم حتى يغيروا ما بأنفسهم ..
"Sesungguhnya Allah tidaklah mengubah keadaan suatu kaum sampai kaum itu mengubah keadaan mereka,
Jika kelakuan masyarakat kita sudah bagus Insya Allah Allah akan memberikan pemimpin yang bagus dan mengubah keadaan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik dan memperoleh harkat dan martabat dimat bangsa bangsa yang lain. Wallahu a'lam bisshowaf...

Jumat, 14 September 2012

Innocence of Muslims, Film yang Membakar Kemarahan Umat Islam

Setiap orang yang mengaku dirinya Muslim pasti terbakar dan mendidih darahnya ketika melihat film ini, film yang dibuat orang yang tidak bertanggung jawab yang memutar balikkan fakta karna kebenciannya.

Kepada CNN dan dilansir IANN News, Rabu 13 September 2012, sebanyak 80 kru dan pemain yang terlibat dalam film tersebut mengaku terkejut akan dampak yang mereka timbulkan. Tercatat, tiga orang tewas, salah satunya adalah Duta Besar Amerika untuk Libya Chris Stevens yang diroket orang tidak dikenal.

"Seluruh kru dan pemain sangat sedih dan merasa dimanfaatkan oleh produser. Kami 100 persen tidak berada di balik film ini dan telah diperdaya. Kami kaget dengan penulisan ulang naskah dan kebohongan yang mereka katakan kepada kami. Kami sedih atas tragedi yang disebabkannya," tulis pernyataan bersama para kru.

Salah seorang pemain yang menolak disebutkan namanya mengatakan bahwa mereka pertama kali di-casting pada Juli 2011. Produser kala itu mengaku akan menggarap film berjudul "Desert Warrior", sebuah film sejarah Arab di gurun.

Dia mengatakan, pada naskah awal tidak ada karakter Nabi Muhammad. Naskahnya diubah oleh produser, menuai protes dari para pemain. Kepada para kru, Bacile yang kini bersembunyi mengatakan bahwa perubahan naskah dibuat agar para Muslim berhenti membunuh.

Karakter Nabi Muhammad pada naskah awal tertulis bernama George. Pemain juga menyebutkan nama "George" bukan "Muhammad" saat syuting. Namun usai syuting, mereka diminta mengambil suara, mengucapkan kata "Muhammad" yang ternyata digunakan dalam film.

Staf produksi yang mengaku memiliki naskah asli juga menegaskan bahwa film tersebut awalnya tidak ada hubungannya dengan Muhammad dan Islam.

"Saya tidak akan pernah terlibat dalam film yang mengakibatkan seseorang terluka. Saya mual saat menyadari bahwa saya terlibat dalam film yang menyebabkan seseorang tewas," kata seorang aktris.

Trailer film tersebut diunggah di laman Youtube dan langsung menuai kecaman. di Mesir dan Libya ribuan massa menyerang Kedutaan Besar Amerika Serikat. Duta Besar AS untuk Libya tewas diroket bersama dengan dua orang stafnya. AS langsung menurunkan marinir ke Benghazi untuk membantu mengamankan situasi dan mencari pelaku pembunuhan tersebut.
Di Indonesia Alhamdulillah Kementerian Komunikasi dan Informatika tengah berkoordinasi dengan Youtube untuk kemungkinan menutup konten film penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Kepala Pusat Informasi dan HUmas Kemenkominfo Gatot S. Dewa Broto mengaku tengah melakukan pembicaraan dengan pihak Youtube.

Hal serupa sudah dilakukan Afghanistan. Afghanistan memblokir akses ke situs berbagi video YouTube hari Rabu (12/09) untuk mencegah warga di negara tersebut menonton film yang menghina Nabi Muhammad.

Film yang diproduksi oleh pengusaha Yahudi di Amerika Serikat, telah memicu gelombang protes di beberapa negara Muslim.

Kantor kedutaan AS di Kairo, Mesir, juga diserang akibat film tersebut.

Aljazair sangat menyesalkan ketidakbertanggungjawaban pembuat film Amerika Serikat "Innocence of Muslims" yang dianggap menyerang Nabi Muhammad SAW, kata pernyataan kementerian luar negeri yang disiarkan kantor berita APS, Rabu (12/09).