Selasa, 28 Februari 2012

Pertolongan Allah Amat Dekat!!! Kenapa Kita Mengeluh???


Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat
::QS Al Baqarah 214::

Hai orang yang bosan dengan kehidupan, yang tidak bergairah dalam hidup ini, yang hari-harinya sempit dan jalan nafasnya tersumbat.
Disana ada kemenangan yang nyata, pertolongan yang semakin dekat, jalan keluar dari kesempitan dan kemudahan setelah kesulitan.
Disekitarmu ada hal-hal kecil yang tersembunyi, ada cita-cita yang indah, ada masa depan yang menjanjikan dan ada janji yang pasti.

(sebagai) janji yang sebenar-benarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjiNya
.:: QS Ar Rum 6 ::.
Apa Yang Kita Keluhkan,,..???

~Ketika kita mengeluh : “ Ah mana mungkin … ”.

Allah menjawab : “ Jika AKU menghendaki, cukup Ku berkata “Jadi”, maka jadilah ” (QS 36 : 82).

… ~Ketika kita mengeluh : “ aku Capek banget … ”.

Allah menjawab : “ … dan KAMI jadikan tidurmu untuk istirahat ” (QS 78 : 9).

~Ketika kita mengeluh : “ Berat banget yah, gak sanggup rasanya … ”.

Allah menjawab : “ AKU tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupan ” (QS 2 : 286).

~Ketika kita mengeluh : “ Stressss nih … Hati gak tenang … apa ya yang bisa membuat hati tenang”???.

Allah menjawab : “ Hanya dengan mengingatku hati akan menjadi tenang ” (QS 13 : 28).

~Ketika kita mengeluh : “ Yaaaahh … ini mah semua bakal sia-sia … ”.

Allah menjawab : ” Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji dzarah sekalipun, niscaya ia akan melihat balasannya ” (QS 99 : 7).

~Ketika kita mengeluh : “ Gila aja … Sendirian … gak ada seorangpun yang mau bantuin … ”.

Allah menjawab: “ Berdoalah (mintalah) kepadaKU, niscaya Aku kabulkan untukmu ” (QS 40 : 60).

~Ketika kita mengeluh : “ Duh … Sedih banget deh aku … ”.

Allah menjawab : “ La Tahzan, Innallaha Ma’ana. Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita ” (QS 9 : 40).

~Ketika kita mengeluh : aku benci hal ini ……?

Allah menjawab : …….. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui. (QS 2:216)

~ Ketika kita mengeluh : gak ada jalan keluar lagi kayaknya buntu deeeeh….?

Allah menjawab : ……Barang siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. (QS 65:2)

~ Ketika kita mengeluh : rezekiku baru seret niih…… kalo gak ada pemasukan mana cukup buat memenuhi kehidupan sehari-hariiiii ?

Allah menjawab: Dan Allah memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. ……….. (QS 65:3)

~ ketika kita mengeluh : aduh banyak anak ,.. menjadikan kita miskin?

Allah menjawab : dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. kamilah yang akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (QS 17 : 31)

~ Ketika kita mengeluh : kapan pertolongan Allah datang……..?

Allah menjawab: …………………. sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat. (QS 2;214)

~ ketika kita mengeluh : aku ingin berdagang, tapi dagang apa ya yang keuntungannya besar banget?

Allah menjawab : Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS 61 : 10-11)

~ Ketika kita mengeluh : siapa sih yang pasti menepati janjinya jika dia berjanji….?

Allah menjawab : ……………Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS 9:111)

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan (Qs.Ar-Rahman)

Jumat, 24 Februari 2012

Jangan Biarkan Hati Membengkak karena Tersakiti!!!


Menyakiti dan disakiti adalah bagai dua sisi mata uang. Namun bagi sebagian orang, dunia ini adalah hanya tentang ego mereka. Mereka bisa sekehendak mereka berbuat jahat dan mainkan semau nafsu kapanpun dan dimanapun. Sampai- sampai mereka lupa bahwa ada sang Maha dari semua itu, yang dapat bertindak bahkan melampaui nalar normal manusia, untuk menuntun mereka memanen semua tindakan jahat mereka.

Bagi pihak yang tersakiti, kesedihan terasa begitu dalam dan membekas. Tidak ada satu resep dokterpun yang ampuh untuk menyembuhkan dendam. Ya, dendam yang akhirnya menghasut diri agar bertindak bahkan lebih kejam dari yang pernah diterimanya.

Terkadang kita lupa, masih ada kamera 24 jam yang dengan Maha bijaksananya akan bertindak adil kepada kita. Tak perlu kawatir, bahkan tindakan itu dijamin akan lebih canggih dari yang pernah kita duga. Lalu untuk apa harus ada berkarib dengan dendam?

Dendam adalah sangat erat kaitannya dengan sebuah rasa putus asa. Jika anda ingin sembuh dan bahagia seperti sedia kala, jangan menyerah kepada perasaan putus asa itu, yang dengan kata lain mengiklaskan diri anda anda sendiri untuk jatuh lebih dalam pada sebuah penderitaan. Kehidupan adalah bukan hanya tentang orang yang telah menyakiti anda. Jangan memfokuskan fikiran hanya untuk seseorang yang jelas- jelas sudah tidak menghargai keberadaan dan menyakiti anda yang begitu berharga.

Anda begitu berharga, anda begitu istimewa saat diciptakan oleh Allah Subhanahu Wataala sampai- sampai Dia mengajarkan kepada anda sebuah kebaikan lewat jalan yang unik yaitu kesabaran. Karena justru sabar adalah cara instan pemuliaan atas diri anda sendiri. Tidak percaya?.. mari kita refresh kembali ayat ini,

"Apakah kamu mengira akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (ujian) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kami. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, diguncang (dengan berbagai cobaan). Sehingga Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, "Kapankah datang pertolongan Allah?" Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat."

(QS. Al-Baqarah: 214)


Dan janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman."

( QS AL Imran (3) : 139 )


"Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dan sedikit ketakutan, penyakit, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar ".

(QS. Al Baqarah : 153 )

Sekali lagi, sabar adalah cara instan pemuliaan atas diri anda sendiri. Jangan terluka jika kalimat dan tindakan sabar anda, belum- belum sudah dicibir sekian banyak orang, namun lihatlah betapa anda menjadi manusia ajaib yang begitu disayang Allah, ditengah- tengah orang yang lengah dalam mendidik dirinya. Andalah pemenang dari kasus kehidupan anda kali ini.Yakinlah, sungguh Allah tidak akan pernah membiarkan hamba-Nya bersedih berlama-lama. Apa lagi jika kesedihannya adalah hal dan upaya untuk membesarkan dan membahagiakan diri dan sesama yang dicintai, apalagi jika untuk semua itu, anda harus melalui proses yang berjudul tersakiti.

Kesalahan bukan anda yang membuatnya, kesakitan bukan anda yang menginginkannya. Anda hanyalah korban dari sebuah keadaan yang kurang berpihak, namun jelas menjadi penguji kualitas iman untuk menjadi lebih baik. Jangan bersedih sekalipun semua didunia tidak mengharapkan dan menyakiti anda, karena anda ada di dunia adalah karena kehendak dan lahir dari kasih sayang Allah sang maha kuasa.

Hidup adalah tentang belajar, kita akan belajar bersama ketakutan, kesedihan, kehilangan, disakiti, didholimi dan sebagainya. dan walaupun sakit dan perih, namun kita harus berjuang untuk memaknainya.Karena Allah tak akan menguji melebihi kemampuan kita. Allah sayang kepada kita. Jika memang pengertian masih tidak bisa diajak kompromi dengan pedihnya perasaan,ingatlah satu hal.

Keegoisan diri bukan satu hal yang dapat membaikkan sesama, begitu pula untuk diri anda sendiri. Mengalah sedikit untuk meredam amarah justru akan melegakan diri. Selalu ada orang yang mulia dan hina di dunia ini, dan anda telah menjadi mulia dengan memaafkan. Andalah yang perkasa, karena dapat tegak dalam luka dan derita. Dari situ kitapun dapat belajar untuk mengerti dengan menerima hidup ini dengan segala pernak perniknya, karena pengertian adalah ilmu kehidupan.

...Selalu ada orang yang mulia dan hina di dunia ini, dan anda telah menjadi mulia dengan memilih untuk memaafkan...

Bangkitlah, jangan biarkan diri hanya mengurusi perasaan khawatir, sakit dan pedihnya hati yang anda anggap dapat menjadikannya sebagai obat mujarab penyembuh segala derita dan yang akan mendamaikan Anda. Segera berlakulah tegas melakukan yang sudah Anda ketahui untuk harus dilakukan, dan tunjukan bahwa anda adalah istimewa, tunjukkan bahwa anda adalah pribadi yang murah hati dan yang terlalu berharga untuk disakiti. Sehingga perasaan menyesal dan menghukum diri sendiri akan seketika mengakrabi orang yang telah menyakiti anda. Jagalah hati agar tetap damai, karena bentuk hati akan menentukan cerita episode anda selanjutnya.

Cinta itu indah, dan cinta tidak menyakiti. Kebesaran, keanggunan, kesabaran dan kemaafaan yang tetap anda jaga dalam tersayatnya perasaan tersakiti, menjadi bukti ampuh bahwa anda menjadi perwujudan indahnya kasih sayang Allah yang maha mencintai. Dan insyaallah, Allah selalu mencintai orang- orang yang sabar

Rabu, 22 Februari 2012

Membangun Impian + Action + Tawakal


Ketika ditanya, “apakah yang kamu inginkan di kehidupan ini?” Kemungkinan besar sebagian orang akan menjawab seperti ini, “ingin hidup bahagia dan sukses dalam karir.” Apakah para pembaca memilki jawaban itu juga? Memang menarik apabila kita membahas tentang impian. Penulis yakin hampir setiap orang mempunyai impian yang tinggi. Namun masalahnya adalah tidak adanya REAL ACTION untuk menindaklanjutinya.

Bahwasanya saat kita mempunyai impian, kita telah mewujudkan setengah dari impian itu. Setengahnya lagi adalah action untuk mewujudkannya. Contohnya adalah Bill Gates. Dulu Bill Gates mempunyai impian yaitu setiap melihat isi rumah melalui jendela, maka akan terlihat sistem operasi buatannya. Dengan action yang sungguh-sungguh, terwujudlah impian itu. Sampai saat ini “jendela” benar-benar menghiasai setiap rumah. Itu adalah salah satu contoh impian yang disertai action. Impian itu akan menjadi kenyataan.

Lalu kenapa banyak yang kesusahan untuk Action? Sebenarnya action itu tidak susah. Yang membuatnya tidak kunjung dilakukan adalah banyaknya belenggu terutama dari dalam diri. Yang pertama adalah berat untuk mengawali. Memang benar bahwa mengawali sesuatu itu terasa sangat membosankan. Apalagi memulai dari nol. Lebih enak melanjutkan sesuatu yang sudah berjalan. Padahal jika saja kita mau memaksa diri kita untuk memulai, lama kelamaan kita akan terbiasa dan menjadi nikmat untuk mengerjakannya. Jadi, jangan takut untuk memulai. Lakukan apa yang bisa dilakukan saat ini juga.

Setelah kita bisa memulai belenggu yang muncul selanjutnya adalah kegagalan, namun penulis lebih suka dengan kata belum berhasil. Masalah klasik apabila sesorang belum berhasil adalah enggan untuk melanjutkan. Yang biasanya terjadi adalah meratapi, menyesal, dan jera. Ibarat orang yang baru berjalan, tersandung lalu jatuh, kemudian duduk, menengok kebelakang, dan akhirnya diam bahkan menyerah. Akibatnya waktu terbuang untuk menyesal dan tidak akan maju-maju. Andai saja orang itu bangun, dia pasti akan jadi tahu bagaimana caranya agar tidak terjatuh lagi saat bertemu hal yang sama. Semakin lama justru akan semakin PD untuk berlari dan larinya akan semakin kencang. Jatuh itu pasti, yang belum pasti adalah bangun kembali dan berlari lebih kencang setelah terjatuh. Itulah yang membedakan setiap orang.

Bagaimana jika setelah berhasil bangun ternyata hasilnya diluar rencana? Misalnnya begini, Andre ingin menjadi arsitek tapi dia tidak diterima di jurusan arsitek, padahal Andre sangat hobi menggambar. Biasanya orang – orang menjadi pesimis menatap masa depan. Mungkin dalam benaknya seperti ini, “untuk apa dilanjutkan, udah ga mungkin lagi meraih impian”. Pemikiran tersebut sangat tidak benar. Bisa saja kan Andre mempunyai karir sebagai komikus terkenal atau lainnya karena bakat gambar yang dia miliki.

Penulis ingin bertanya, bisakah para pembaca mengetahui masa depan? Jika manusia normal, pasti tidak. Begitulah manusia. Dia tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Lalu darimana tahu bahwa masa depan telah hilang? Ingat, manusia hanya merencanakan Tuhan yang menentukan. Yakin dan percaya, bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk umat-Nya. Jadi kita jangan pesimis dulu. Syukuri dan jalani saja semuanya dengan sungguh – sungguh dan senang hati, masalah hasil sudah ada yang mengatur dan pastinya itu yang terbaik.

Jadi para pembaca, peliharalah impian karena setengah dari hal besar telah terwujud melalui impian. Sempurnakan dengan action yang sungguh-sungguh agar impian menjadi kenyataan. Jangan takut untuk memulai. Lakukan apa yang bisa dilakukan saat ini juga. Saat belum berhasil, teruslah maju meskipun mungkin saja hasilnya kelak bukan bagian dari rencana, tetaplah berusaha semaksimal mungkin karena keyakinan bahwa ada rencana yang jauh lebih baik. Jadilah orang yang sukses dan bahagia. Lakukan semua dengan senang hati.

Jangan kamu menadahkan tangan dan berkata : “Wahai Tuhanku, berilah aku rezeki, berilahaku rezeki", sedang kamu tidak berikhtiar apa-apa. Langit tidak menurunkan hujan emasataupun perak.
(Khalif Umar bin Khattab).f) "
Bertawakkal lah kamu, seperti burung itu bertawakkal
". (Atsar dari Shahabat).Tak ada kebun tempat ia bertanam, tak ada pasar tempat ia berdagang. Tetapi takkurang, setiap pagi dia terbang meninggalkan sarangnya dalam keadaan lapar, dan setiap sore dia kembali dalam keadaan "kenyang".

Wallahu a'lam bishowaf.

Senin, 20 Februari 2012

Kecenderungan Manusia : Keluh kesah & Kikir


"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir". (QS. Al- Ma'arij: 19-21)

Al-Qur'an selalu menggambarkan setiap realitas kehidupan, kematian, alam semesta, bahkan kiamat dengan gambaran yang mengagumkan, bahkan juga sangat tepat dan menyentuh.

Ungkapan Al-Qur'an pun sangat sempurna ketika mengungkap watak asli manusia dalam ayat di atas, yaitu manusia yang hatinya kosong dari iman. Tidak ada yang melindungi manusia dari sifat-sifat buruk ini dan membersihkannya kecuali iman.

Iman yang mampu menghubungkannya dengan Sumber yang hanya di sisi-Nya ia dapat memperoleh ketenangan. Sumber yang menjadi tempatnya berpegang dengan kuat saat kesedihan datang mengelayutinya, bahkan membuatnya jatuh tersungkur karena tak kuat menghadapi kesulitan. Sumber yang dapat melindunginya dari sifat kikir ketika ia memperoleh kebaikan dan kelapangan hidup.

"Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. (QS. Al Ma'arij: 19-21)

Dalam tiga ayat pendek di atas, sungguh seakan-akan setiap kalimatnya merupakan sebuah sentuhan dari goresan indah yang dibuat untuk melukiskan sifat-sifat manusia, dengan kalimat-kalimat singkat membicarakan gambaran kehidupan. Dari celah-celahnya digambarkanlah manusia dengan sifat-sifat aslinya, yaitu "keluh kesah" ketika ditimpa kesusahan dan "kikir" ketika mendapat kesenangan.

Hampir tiap hari, bahkan tiap saat kita selalu mendengar keluh kesah di tengah aktifitas kehidupan kita, keluh kesah yang kadang sangat erat hubungannya dengan kondisi jiwa dan iman yang sedang melemah.

Orang yang hatinya sepi dari iman itu mengira bahwa kesedihan itu bersifat abadi, kekal dan tiada yang dapat menghilangkannya. Ia pun mengira bahwa masa yang akan datang adalah akan menjadi petaka baginya. Maka dipenuhilah hatinya dengan bermacam kesedihan, sehingga ia mengira bahwa ia tidak akan terlepas dari kesedihan ini. Ia telah dimakan oleh kesedihan dan dirobek-robek oleh keluh kesah. Hal ini terjadi karena ia tidak berlindung kepada pilar penyangga yang kokoh bagi azamnya, dan tidak menggantungkan cita-cita dan harapannya kepada Allah.

Selain itu sifat aslinya yang lain adalah "sangat kikir" terhadap kelapangan saat ia mendapatkannya. Ia mengira bahwa keberhasilan itu karena upaya dan jerih payahnya sendiri. Karena itu ia lantas bersikap kikir kepada orang lain, dan memonopoli kekayaan untuk pribadinya sendiri. Sehingga, jadilah ia sebagai tawanan bagi kekayaannya, dan menjadi budak bagi kerakusannya.

Hal ini disebabkan karena ia tidak mengetahui hakikat rezeki dan peranannya. Ia tidak melihat kebaikan Tuhannya kepadanya karena sudah terputus hubungannya, dan hatinya sudah kosong dari merasakan keberadaan dan campur tangan-Nya.

Karena itu, ia selalu berkeluh kesah dalam kedua kondisinya. Yaitu, berkeluh kesah di saat susah dan berkeluh kesah ketika mendapat kesenangan, inilah gambaran buruk manusia ketika hatinya kosong dari iman.

Dengan demikian, tampaklah bahwa iman kepada Allah merupakan suatu yang sangat besar bagi kehidupan manusia."Iman bukan sekedar kata yang diucapkan dengan lisan, dan bukan pula sekedar simbol ubudiyah (pengabdian) yang diperagakan. Tetapi iman adalah kondisi jiwa dan manhaj (acuan) kehidupan, serta pandangan kehidupan yang sempurna terhadap norma dan nilai, peristiwa-peristiwa dan semua keadaan". Begitulah ungkapan Ustadz Sayyid Qutb ketika menguraikan penjelasan ayat ini.

Ketika hati kosong dari iman yang menegakkan dan meluruskannya ini, maka ia akan goyah, senantiasa terombang-ambing bagaikan bulu yang terbangkan angin, ia akan terus goncang dan takut. Ketika ditimpa kesusahan ia mengeluh, ketika dikaruniai kesenangan iapun kikir.

Adapun jika hati disemarakkan dengan iman, maka ia senantiasa tenang dan pemurah, karena selalu berhubungan dengan sumber segala peristiwa dan pengatur segala keadaan. Ia akan selalu merasa tentram dengan kekuasaan-Nya, mampu menerima ujian-Nya, selalu melihat solusi dari-Nya atas kesempitan, dan menemukan kemudahan dari-Nya atas kesulitan. Ia akan selalu menghadap kepada-Nya dengan kebaikan, karena ia tahu bahwa apa yang ia infakkan adalah rezeki dari-Nya dan kelak ia akan mendapatkan balasan dari apa yang ia infakkan itu, di dunia dan di akhirat.

Maka, iman adalah suatu usaha di dunia yang terwujud hasilnya sebelum mendapatkan balasan di akhirat, yang menimbulkan kegembiraan, ketenangan, kemantapan dan kestabilan selama perjalanan hidupnya di dunia.

Sifat-sifat orang mukmin yang dikecualikan dari sifat-sifat umum manusia itu dijelaskan batasan-batasannya dalam rangkaian ayat berikutnya, bahkan ayat-ayat ini merupakan sarana penting dalam mengikis dua sifat dia atas.

Sifat pertama yaitu "keluh kesah" dapat dikikis dengan sholat, karena sholat merupakan sarana berkeluh kesah yang sesungguhnya, yaitu berkeluh kesah kepada Allah yang dapat menghilangkan kesedihan dan kedukaan sehingga berubah menjadi kebahagiaan dan ketenangan.

Shalat lebih dari sekedar rukun Islam dan simbol iman. Ia adalah saran berhubungan dengan Allah dan tindak lanjut dari kesadaran batinnya. Maka sholatnya ini adalah sholat yang tidak pernah ia tinggalkan lantaran lalai ataupun malas. Kata "daaimuun" dalam ayat ini mengisyaratkan perhatian terhadap sifat keseriusan dan kesungguhan dalam hubungannya dengan Allah, sebagaimana hubungan inipun harus dihormati, karena hubungan ini bukanlah permainan yang begitu saja dapat disambung dan diputuskan sesuai selera.

"Allah berfirman: kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu senantiasa mengerjakannya". (Al Ma'arij: 22-23)

Sifat kedua yaitu "sangat kikir" dapat dikikis dengan cara melatih diri untuk biasa berbagi dengan kelebihan yang Allah titipkan kepadanya.

"dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang yang tidak mempunyai apa-apa (yang tidak mau meminta)." (QS. Al Maarij: 24-25)

Perasaan dan kesadaran tentang adanya hak di dalam hartanya untuk orang miskin yang meminta-minta dan yang tidak meminta-minta adalah kesadaran tentang adanya karunia Allah pada satu sisi lain, yang melebihi keterbatasan perasaannya dari belenggu kekikiran dan kerakusan. Pada waktu yang sama hal ini menunjukkan adanya rasa kesetiakawanan sosial, rasa senasib dan seperjuangan dengan sesama masyarakatnya.

Al-Qur'an menyebutkan di sini, lebih dari sekedar melukiskan sifat-sifat dan ciri-ciri jiwa yang beriman. Akan tetapi, ia adalah salah satu mata rantai pengobatan penyakit kikir dan tamak dalam ayat di atas.

Wallahu a'lam bishowab.