Senin, 18 Januari 2010

Mengurai Skandal Bank Century





Pemberian bail out atau dana penyertaan oleh pemerintah kepada Bank Century yang membengkak hingga Rp 6,7 triliun dari semula hanya Rp 1,3 triliun terus menjadi bahan pembicaraan dan perdebatan seru. Bukan hanya di media massa, di kalangan para ahli, dan birokrasi pemerintahan, tapi juga di parlemen. Anggota Komisi Keuangan dan Perbankan (Komisi XI) DPR RI terus mempersoalkannya.

Natsir Mansyur mensinyalir tindakan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga Ketua Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) memberikan dana penyertaan ke Bank Century merupakan tindak pidana yang meliputi dua aspek yaitu politik serta hukum. "Jelas-jelas sudah dinyatakan sebagai bank gagal, kok masih diberi tambahan Rp 4,9 triliun. Ini sudah tindakan pidana," kata anggota Komisi XI DPR dari Partai Golkar itu.

Untuk itu, ia mendesak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menonaktifkan Ketua KSSK. "Lebih bagus Ketua KSSK yang juga dijabat Menteri Keuangan harus dinonaktifkan dan hanya satu orang yang bisa, yaitu Presiden," ujar Natsir.

Namun menurut Menkeu, keputusan menyelamatkan Bank Century pada 21 November 2008 itu tidak bisa dinilai berdasarkan kondisi saat ini. Sebab ketika itu kondisi perbankan Indonesia dan dunia mendapat tekanan berat akibat krisis global. Keputusan KSSK saat itu untuk menghindari terjadinya krisis secara berantai pada perbankan yang dampaknya jauh lebih mahal dan lebih dasyat dari 1988. "Dengan meminimalkan ongkosnya dan dikelola oleh manajemen yang baik maka Bank Century punya potensi untuk bisa dijual dengan harga yang baik," ucap Sri Mulyani. Menkeu pun siap dipanggil Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) guna dimintai keterangan seputar pengambilan kebijakan penyelamatan bank yang memiliki aset sekitar Rp 10 triliun itu.

Menkeu menyebutkan hingga Juli 2009 bank hasil penggabungan PT Bank CIC Internasional, Bank Danpac, dan Bank Pikko itu sudah untung sebesar Rp 139,9 miliar. Bahkan, menurut Bank Indonesia, jika dilihat posisinya sejak Desember 2008 sampai Agustus 2009, ada kenaikan simpanan nasabah sebesar Rp 1,1 triliun.

Namun, pemberian dana peryertaan Century yang sekarang terus dipersoalkan membuat Menkeu cemas lantaran bisa berakibat buruk terhadap bank itu. "Isu panas atas penyehatan Century yang tak sesuai dengan fakta bukan mustahil bisa menjungkalkan kembali bank ini," tutur Sri Mulyani.

Kekhawatiran Menkeu setidaknya mulai terjadi. "Sejak Bank Century diributkan akhir-akhir ini, tolong tulis yang besar ya, dana pihak ketiga Bank Century turun Rp 431 miliar," ujar Deputi Gubernur BI Budi Rochadi di Gedung DPR/MPR, Jakarat, Rabu (16/9). "Coba, kalau kasus Century didiamkan saja, pasti kejadiannya tidak seperti itu. Itu sekarang salah siapa."

Selain besarnya dana penyertaan, hal lain yang dipersoalkan kenapa Bank Century tak ditutup kabarnya ada nasabah besar yang dilindungi. Kabarnya, nasabah besar itu memiliki dana sekitar Rp 1 triliun hingga Rp 2 triliun. Harry Azhar, anggota Komisi XI DPR, menyebut nasabah besar itu antara lain Budi Sampoerna. Paman Putera Sampoerna, mantan pemilik PT H.M. Sampoerna itu disinyalir punya dana sebesar Rp 1,8 triliun di Century.

Munculnya Budi Sampoerna turut menyeret Komisaris Jenderal Susno Duadji. Isu tidak sedap merebak di kalanggan anggota dewan. Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Polri itu disebut-sebut dalam proses pencairan dana Budi Sampoerna. Keterlibatan Susno, seperti ditulis Majalah Tempo, terlihat dari dikeluarkannya surat Badan Reserse Kriminal pada 7 serta 17 April 2009. Surat itu menyatakan dana milik Budi Sampoerna dan 18 juta dolar AS milik PT Lancar Sampoerna Bestari di Bank Century "sudah tak ada masalah lagi".

Selain itu, Susno turut memfasilitasi beberapa pertemuan direksi Century dengan pihak Budi di kantor Bareskrim. Pertemuan itu menghasilkan dua kesepakatan. Salah satunya soal persetujuan pencarian dana senilai 58 juta dolar AS-dari total Rp 2 triliun-milik Budi atas nama PT Lancar Sampoerna Bestari. Kesepakatan lainnya, pencairan dilakukan dalam rupiah. Atas upaya tersebut, Susno dikabarkan dijanjikan oleh Lucas, kuasa hukum Budi, komisi 10 persen dari jumlah uang Budi yang akan cair.

Soal komisi 10 persen itu dibantah Susno. "Boro-boro dapat itu," ucap Susno. "Ongkos saya ke luar negeri untuk mendapatkan aset-aset Robert (Tantular, pemilik Bank Century) saja belum diganti. Bantahan serupa juga dikatakan Lucas. "Maksudnya fee? Enggak ada sama sekali. itu fitnah," tegas Lucas seperti ditulis Majalah Tempo.

***

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyebut ada perkara kriminal di Bank Century sehingga tidak layak diselamatkan. Menurut Wapres, masalah yang dihadapi Bank Century bukan lantaran krisis global. Melainkan karena pemiliknya yaitu Robert Tantular merampok dana bank sendiri. "Masalah (Bank) Century itu bukan masalah karena krisis, masalah perampokan, kriminal. Karena pengendali bank ini merampok dana bank sendiri dengan segala cara termasuk obligasi bodong," ujar Wapres Kalla.

Karena itu, Wapres Kalla lalu memerintahkan polisi menangkap Robert Tantular serta direksi Bank Century. Dia khawatir Robert dan direksi Bank Century melarikan diri. "Saat itu juga saya telepon (Kepala Polri Jenderal Bambang Hendarso Danuri), Robert Tantular dan direksi yang bertanggung jawab ditangkap dalam dua jam," kata Kalla.

Menurut Arif Havas Oegroseno, Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Luar Negeri, seperti dimuat Majalah Tempo, modusnya yaitu pemilik Bank Century membuat perusahaan atas nama orang lain untuk kelompok mereka. Lantas, mereka mengajukan permohonan kredit. Tanpa prosedur semestinya serta jaminan yang memadai, mereka dengan mudah mendapatkan kredit. "Bahkan ada kredit Rp 98 miliar yang cair hanya dalam dua jam," kata Arif. Jaminan mereka, tambahnya, hanya surat berharga yang ternyata bodong.

Robert sendiri sudah divonis penjara empat tahun serta denda Rp 50 miliar oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, 10 September lalu. Vonis ini jauh lebih rendah dibanding tuntutan jaksa yakni delapan tahun penjara. Karena itu, Kejaksaan Agung langsung mengajukan banding atas putusan tersebut. Alasannya, majelis hakim hanya mengenakan pada satu dakwaan dari tiga dakwaan yang diajukan jaksa penuntut umum.

Tiga dakwaan tersebut pertama, Robert dianggap menyalahgunakan kewenangan memindahbukukan dan mencairkan dana deposito valas sebesar 18 juta dolar AS tanpa izin sang pemilik dana, Budi Sampoerna. Kedua, mengucurkan kredit kepada PT Wibowo Wadah Rejeki Rp 121 miliar dan PT Accent Investindo Rp 60 miliar. Pengucuran dana ini diduga tak sesuai prosedur. Dakwaan yang ketiga adalah melanggar letter of commitment dengan tidak mengembalikan surat-surat berharga Bank Century di luar negeri dan menambah modal bank. Perbuatan Robert dan pemegang saham lain berbuntut pada krisis Bank Century yang berujung pada pengucuran dana talangan Rp 6,7 triliun.

Selain Robert, mantan Direktur Utama Bank Century, Hermanus Hasan Muslim, juga sudah divonis tiga tahun penjara dengan denda Rp 5 miliar. Sedangkan mantan Direktur Treasur Bank Century Laurence Kusuma divonis tiga tahun penjara dan denda Rp 5 miliar. Tersangka lainnya adalah Hesman Al Waraq Talaat dan Rafat Ali Rizvi. Dua pemegang saham Bank Century ini juga dipersangkakan dalam tindak pidana pencucian uang.

Polisi turut menetapkan Dewi Tantular selaku Kepala Divisi Bank Note Bank Century sebagai tersangka. Dewi kini masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Dua tersangka lainnya adalah Linda Wangsa Dinata, selaku pimpinan KPO Senayan, dan Arga Tirta Kiranah, Kadiv legal Bank Century. Keduanya kini dalam proses penyidikan.

Kini, pemerintah terus memburu aset Robert Tantular dan pemegang saham lainnya di luar negeri dengan membentuk tim pemburu aset. Tim ini beranggotakan staf Departemen Keuangan, Markas Besar Polri, Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan, Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan, Departemen Luar Negeri, Kejaksaan Agung, serta Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Sejauh ini, kata Arif Havas Oegroseno, Direktur Jenderal Hukum dan Perjanjian Internasional Luar Negeri, tim sudah berhasil menelusuri aset itu di 13 yurisdiksi. Namun, dia enggan membeberkan secara detail lokasi yurisdiksi tersebut. Sebab jika lokasi aset itu dibuka, pemiliknya akan cepat-cepat menggugat banknya, seperti yang terjadi di Hongkong.

Untuk di dalam negeri, jumlah aset yang disita polisi terkait kasus tindak pidana perbankan di Bank Century sebesar Rp 1,191 miliar. Sementara di luar negeri, polisi berhasil menemukan dan memblokir aset milik Robert Tantular senilai 19,25 juta dolar AS atau setara Rp 192,5 miliar. Uang sebesar itu antara lain terdapat di USB AG Bank Hongkong senilai 1,8 juta dolar AS, PJK Jersey sejumlah 16,5 juta dolar AS, dan British Virgin Island (Inggris) sebesar 927 ribu dolar AS.

Selain itu, polisi juga menemukan dan memblokir aset Hesham Al Waraq Talaat serta Rafat Ali Rizvi senilai Rp 11,64 triliun. Aset itu tersebar di UBS AG Bank sejumlah 3,5 juta dolar AS, Standard Chartered Bank senilai 650 ribu dolar AS dan sejumlah SGD 4.006, di ING Bank sebesar 388 ribu dolar AS.(*dari berbagai sumber/VIN)

Rabu, 06 Januari 2010

PILKADA GRESIK 2010


Tak lama lagi 18 pemilihan kepala daerah (Pilkada) digelar di sejumlah kabupaten/kota di Jatim. Pilkada Gresik termasuk di dalamnya. Bagaimana pola pertarungan antarkekuatan politik di kawasan santri Islam Tradisional itu?

Media peraga yang berbentuk baliho, billboard, spanduk, dan lainnya ada di mana-mana. Ada gambar Husnul Khuluq dengan back ground ke-NU-annya, lalu Monash (Mohammad Nashihan) yang gaya hormat sebagaimana figur militer dan kabarnya dia adalah salah satu pengacara Syech Pudji dari Ungaran.

Ada pula gambar Bambang Suhartono--yang populer dengan sebutan Bambang Ger--yang media peraganya ada yang ber-back ground warna hijau (Islam) maupun merah (nasionalis), Sambari Halim Radianto-M Qosim yang diusung Partai Golkar Gresik, Sastro Suwito, Wabup Gresik sekarang yang mencoba peruntungan dengan masuk ke kancah pertarungan pilkada untuk merebut kursi Gresik satu, dan figur lainnya.

Huluq, Sambari, Bambag Ger, Monash, Sastro, dan lainnya adalah nama-nama yang sekarang berjuang keras merebut hati dan dukungan warga Gresik pada pilkada pertengahan tahun 2010. Siapa kira-kira yang bakal memenangkan pertarungan politik ini?

Jawabannya: tak gampang. Yang menarik dicatat dalam konteks ini, munculnya rivalitas antara incumbant versus non-incumbant, kubu establish yang menghendaki tetap berlanjutnya pola dan langgam pemerintahan lokal Gresik seperti sekarang versus kubu perubahan, dan lainnya.

Kalau kita kilas balik sedikit ke belakang, pilkada Gresik tahun 2005 mempertemukan 2 kubu yang memiliki pendukung relatif seimbang. Yakni, Robbach-Sastro versus Sambari Halim-M Nasikh. Pemenang pilkada Gresik ditentukan Pengadilan Tinggi (PT) Jatim setelah kubu Sambari mengajukan gugatan hukum atas hasil pilkada. Kubu Robbach-Satro yang dinyatakan menang.

Kiai Robbach adalah tokoh lama di Gresik. Yang bersangkutan pernah menjabat ketua NU setempat dan pengelola sebuah pondok tua di Kecamatan Dukun, Gresik. Keluarga Robbach dikenal memiliki kiprah lama dan menyejarah di NU. Sebelum reformasi 1998, keluarga besar pondok milik Robbach dan kerabatnya dikenal pendukung berat PPP.

Selama 10 tahun menjabat bupati Gresik setidaknya menegaskan kuatnya pengaruh Robbach di kalangan Islam Tradisional dan kalangan lain di Gresik, terutama di kawasan Gresik bagian utara. Karena itu, munculnya nama Husnul Khuluq sebagai cabup Gresik disebut-sebut untuk melanjutkan pola dan langgam kepemimpinan yang diterapkan Robbach selama 10 tahun terakhir di pemerintahan lokal Gresik.

Husnul Khuluq sekarang selain menjabat sekkab Gresik dan juga ketua PCNU setempat. Dua level tertinggi jabatan pemerintahan dan sosial keagamaan dipegang sekaligus. Itu jadi modal sangat berharga bagi Huluq menghadapi pilkada nanti.

Masalahnya kendaraan politik apa yang dipakai Huluq dalam pertarungan nanti? Belum ada kejelasan hingga sekarang. Tapi, kemungkinan besar adalah PKB dan Partai Demokrat (PD). Dua partai besar di Gresik yang diharapkan menjadi mesin pemenangan bagi Huluq yang di media peraganya memakai tagline "Lanjutkan" ini.

Kubu Sambari Halim-M Qosim juga mulai bergerak cukup lama untuk menggalang simpati dan dukungan pemilih Gresik. Sambari seorang pengusaha tulen dan pernah menjadi wabup berpasangan dengan Robbach di periode pertama kepemimpinan Robbach. Keduanya pecah kongsi menghadapi pilkada Gresik tahun 2005 lalu.

Yang menarik dilakukan Sambari Halim sekarang adalah pasangannya, M Qosim, birokrat tulen yang berkecimpung di bidang pendidikan. M Qosim sekarang menjabat salah satu asisten sekkab Gresik dan pernah menduduki posisi Kadinas Diknas Gresik. Dengan demikian, baik kubu Huluq maupun Sambari sama-sama berebut pengaruh dari kalangan birokrasi dan pemilih di bidang pendidikan (guru).

Bambang Ger yang diusung PDIP juga tak kalah gencar memenangkan pertarungan pilkada Gresik. Bambang Ger dikenal lihai merebut simpati dan dukungan pemilih. Terbukti pada pileg 2009 lalu, Bambang Ger adalah caleg dengan raihan suara dukungan terbanyak di antara 100 caleg terpilih yang duduk di DPRD Jatim. Bambang Ger meraih prestasi bukan di dapil Gresik, tapi di dapil Blitar, Kediri, dan Tulungagung.

Yang menarik adalah Bambang Ger berusaha menggaet tokoh NU sebagai cawabupnya, khususnya sayap NU/PKB pro Gus Dur di Gresik, yang sejak beberapa tempo lalu mendirikan posko Pondok Gus Dur. Belum ada kepastian siapa tokoh NU Gresik yang digandeng Bambang Ger. Apakah Ali Muchid, pimpinan Pondok Gus Dur, ataukah KH As'ad Toha yang menjabat dewan syuro PKB Gresik pro Gus Dur.

Kendati dikenal sebagai kawasan hijau (baca: santri), massa pendukung partai nasionalis sekuler (PDIP) di Gresik juga tak kecil. PDIP berada di ranking ketiga di bawah PKB dan PD pada pileg 2009 lalu. Pendukung PDIP di Gresik terutama berada di kawasan selatan, seperti Kecamatan Cerme, Menganti, Drioyorejo, Kedamean, dan Wringinanom.

Jika benar bahwa Bambang Ger menggaet Ali Muchid atau KH As'ad Toha, maka potret kepemimpinan nasionalis-religius (Islam Tradisional) coba diterapkan PDIP untuk memenangkan pilkada Gresik. Kalkulasi politik ini menemukan reasoning yang kuat, mengingat bahwa kawasan Gresik utara, seperti Kecamatan Manyar, Bungah, Sidayu, Dukun, Ujungpangkah, dan Panceng dikenal sebagai basis kaum santri Islam Tradisional.

Walaupun demikian, di kawasan Gresik utara itu ada pula sentra santri Islam Modernis (Muhammadiyah), terutama di Kecamatan Dukun dengan Pondok Maskumambang yang dekat dengan PBB dan Kecamatan Sidayu, kendati kuantitasnya tak sebesar komunitas Islam Tradisional.

Eksprimen politik yang dilakukan Bambang Ger dan PDIP di pilkada Gresik hasilnya efektif ketika tokoh yang digandeng populis dan tingkat elektabilitasnya tinggi. Sebab, ranah politik Islam Tradisional Gresik kemungkinan besar ada pembelahan antara elite santri Islam Tradisional dari kawasan perkotaan (Kecamatan Kota Gresik dan Kebomas) dan Gresik kawasan utara.

Mesin-mesin parpol besar di Gresik telah dipanasi menjelang pilkada pertengahan tahun 2010. Apakah PKB mampu mempertahankan dominasinya dalam percaturan politik lokal Gresik seperti 10 tahun terakhir ini. Ataukah bakal terjadi suksesi kepemimpinan secara substantif di pemerintahan lokal Gresik berdasar hasil pilkada nanti. Fakta penting yang bisa dicatat dalam perjalanan pilkada Gresik sekarang adalah menguatnya pola pertarungan politik seperti pilkada 2005 lalu.

Maksudnya, persaingan keras terjadi antara kubu Sambari Halim-M Qosim versus Husnul Khuluq yang kemungkinan besar di-back up incumbant sekarang.

Apakah Huluq mampu menapaki jejak Soekarwo yang di-back up mantan Gubernur Imam Utomo pada pilgub Jatim yang berlangsung 3 putaran. Ataukah justru Sambari Halim yang bisa mengikuti jejak Dade Angga yang sempat kalah dalam pilkada Kabupaten Pasuruan, kemudian running kembali dan menang. Ataukah ada kandidat kuda hitam yang justru leading di balik persaingan keras antara kubu Huluq versus kubu Sambari. Pertarungan sedang berjalan dan hasilnya baru diketahui 6 bulan kemudian. Selamat menonton. [air/bersambung]