Sabtu, 20 Maret 2010

Sukses Yang Kita Dambakan





Suatu hari ada seorang ibu-ibu bertanya, "Mas Rofiq, bagaimana caranya membangkitkan semangat hidup?" Ibu tersebut tersebut berkisah bahwa ia sering keliru memaknai sebuah hadits yang berbunyi, "Beramallah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selama-lamanya, dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok". Ia beranggapan bahwa untuk apa bekerja keras meraih kesuksesan dunia kalau pada akhirnya kita juga akan mati.Ya, memang benar kita akan mati, tapi bukan berarti kita menjadi bersikap apatis seperti itu. Memang pada suatu saat nanti maut pasti akan menjemput, dan berakhirlah kontrak hidup kita di dunia ini. Namun jika hal ini menjadikan kita kehilangan semangat untuk berjuang dan bekerja keras untuk mewujudkan cita-cita, atau paling tidak berusaha agar kita bisa meraih kehidupan yang lebih baik maka pemahaman seperti itu kurang benar.
Akhirat memang harus kita dapatkan, namun dunia juga tidak boleh kita abaikan. Dan yang paling ideal adalah kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Semua orang pasti menghendaki kedua hal tersebut. Jadi ada keseimbangan dalam hidup ini. Di samping bekerja keras untuk urusan dunia, di sisi lain kita juga tidak melupakan ibadah kita kepada Tuhan. Kita tidak mementingkan dunia saja, tapi kita juga tetap ingat kepada Allah SWT, dan sadar betul kewajiban kita kepada-Nya. Dengan memahami pentingnya keseimbangan hidup tersebut, kita akan memiliki sebuah semangat untuk menjalani hidup ini dengan dinamis, optimis dan bahagia.
Bukankah kita kit diakarkan oleh Nabi kita sebuah doa yang luar biasa yang mencakup kehidupan kita didunia dan kehidupan di akhirat kelak, doa ini yang sering orang menamai dengan dia sapu jagat.
"Rabbana atina fiddunya hasana wafil akhirato hasana", kehidupan didunia kita meminta ahsan/ kebaikan, dan kehidupan diakhirat kita juga minta ahsan/ kebaikan...
Wallahu a'lam bishowaf.

Tidak ada komentar: