Rabu, 22 Februari 2012

Membangun Impian + Action + Tawakal


Ketika ditanya, “apakah yang kamu inginkan di kehidupan ini?” Kemungkinan besar sebagian orang akan menjawab seperti ini, “ingin hidup bahagia dan sukses dalam karir.” Apakah para pembaca memilki jawaban itu juga? Memang menarik apabila kita membahas tentang impian. Penulis yakin hampir setiap orang mempunyai impian yang tinggi. Namun masalahnya adalah tidak adanya REAL ACTION untuk menindaklanjutinya.

Bahwasanya saat kita mempunyai impian, kita telah mewujudkan setengah dari impian itu. Setengahnya lagi adalah action untuk mewujudkannya. Contohnya adalah Bill Gates. Dulu Bill Gates mempunyai impian yaitu setiap melihat isi rumah melalui jendela, maka akan terlihat sistem operasi buatannya. Dengan action yang sungguh-sungguh, terwujudlah impian itu. Sampai saat ini “jendela” benar-benar menghiasai setiap rumah. Itu adalah salah satu contoh impian yang disertai action. Impian itu akan menjadi kenyataan.

Lalu kenapa banyak yang kesusahan untuk Action? Sebenarnya action itu tidak susah. Yang membuatnya tidak kunjung dilakukan adalah banyaknya belenggu terutama dari dalam diri. Yang pertama adalah berat untuk mengawali. Memang benar bahwa mengawali sesuatu itu terasa sangat membosankan. Apalagi memulai dari nol. Lebih enak melanjutkan sesuatu yang sudah berjalan. Padahal jika saja kita mau memaksa diri kita untuk memulai, lama kelamaan kita akan terbiasa dan menjadi nikmat untuk mengerjakannya. Jadi, jangan takut untuk memulai. Lakukan apa yang bisa dilakukan saat ini juga.

Setelah kita bisa memulai belenggu yang muncul selanjutnya adalah kegagalan, namun penulis lebih suka dengan kata belum berhasil. Masalah klasik apabila sesorang belum berhasil adalah enggan untuk melanjutkan. Yang biasanya terjadi adalah meratapi, menyesal, dan jera. Ibarat orang yang baru berjalan, tersandung lalu jatuh, kemudian duduk, menengok kebelakang, dan akhirnya diam bahkan menyerah. Akibatnya waktu terbuang untuk menyesal dan tidak akan maju-maju. Andai saja orang itu bangun, dia pasti akan jadi tahu bagaimana caranya agar tidak terjatuh lagi saat bertemu hal yang sama. Semakin lama justru akan semakin PD untuk berlari dan larinya akan semakin kencang. Jatuh itu pasti, yang belum pasti adalah bangun kembali dan berlari lebih kencang setelah terjatuh. Itulah yang membedakan setiap orang.

Bagaimana jika setelah berhasil bangun ternyata hasilnya diluar rencana? Misalnnya begini, Andre ingin menjadi arsitek tapi dia tidak diterima di jurusan arsitek, padahal Andre sangat hobi menggambar. Biasanya orang – orang menjadi pesimis menatap masa depan. Mungkin dalam benaknya seperti ini, “untuk apa dilanjutkan, udah ga mungkin lagi meraih impian”. Pemikiran tersebut sangat tidak benar. Bisa saja kan Andre mempunyai karir sebagai komikus terkenal atau lainnya karena bakat gambar yang dia miliki.

Penulis ingin bertanya, bisakah para pembaca mengetahui masa depan? Jika manusia normal, pasti tidak. Begitulah manusia. Dia tidak bisa mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya. Lalu darimana tahu bahwa masa depan telah hilang? Ingat, manusia hanya merencanakan Tuhan yang menentukan. Yakin dan percaya, bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik untuk umat-Nya. Jadi kita jangan pesimis dulu. Syukuri dan jalani saja semuanya dengan sungguh – sungguh dan senang hati, masalah hasil sudah ada yang mengatur dan pastinya itu yang terbaik.

Jadi para pembaca, peliharalah impian karena setengah dari hal besar telah terwujud melalui impian. Sempurnakan dengan action yang sungguh-sungguh agar impian menjadi kenyataan. Jangan takut untuk memulai. Lakukan apa yang bisa dilakukan saat ini juga. Saat belum berhasil, teruslah maju meskipun mungkin saja hasilnya kelak bukan bagian dari rencana, tetaplah berusaha semaksimal mungkin karena keyakinan bahwa ada rencana yang jauh lebih baik. Jadilah orang yang sukses dan bahagia. Lakukan semua dengan senang hati.

Jangan kamu menadahkan tangan dan berkata : “Wahai Tuhanku, berilah aku rezeki, berilahaku rezeki", sedang kamu tidak berikhtiar apa-apa. Langit tidak menurunkan hujan emasataupun perak.
(Khalif Umar bin Khattab).f) "
Bertawakkal lah kamu, seperti burung itu bertawakkal
". (Atsar dari Shahabat).Tak ada kebun tempat ia bertanam, tak ada pasar tempat ia berdagang. Tetapi takkurang, setiap pagi dia terbang meninggalkan sarangnya dalam keadaan lapar, dan setiap sore dia kembali dalam keadaan "kenyang".

Wallahu a'lam bishowaf.

1 komentar:

budi_triatmojo mengatakan...

pak, artikel ini bagus sekali. saya ingin melakukan "membangun impian+action+tawakal" ini, karena itu, saya ingin bangun dari kegagalan yang saat ini saya rasakan. :)