Senin, 15 September 2014

Antara Rizki dan Ujian

Rezeki yang datang seberapa besarnya adalah bagian dari cobaan yang harus kita syukuri. Mengapa cobaan? Sebab jika tak dapat mengolah rezeki secara bijaksana, maka kita akan jadi orang yang lantas sering mengeluh kekurangan.

Inilah yang saya tak jarang alami. Rasanya kok tak pernah cukup uang di tangan...seberapa pun yang didapat, akan terasa tak cukup. Masih ada saja yang belum terbayar atau terpenuhi...
Lantas apa yang salah? Rasanya sudah sangat tepat mengatur setiap pemasukan dan pengeluaran, namun tetap kurang...lantas mengeluh!

Saya kemudian introspeksi. Apa yang salah? Rupanya yang salah adalah, mungkin saya masih kurang bersyukur. Harusnya syukur itu bukan hanya diucapkan, tetapi juga diresapi dan betul-betul diniatkan semata hanya bersyukur kepada Allah, S.W.T.

Syukur itu juga bukan hanya atas materi yang berupa uang dan benda...tapi atas semua hal yang terkadang tak kita anggap sebagai harta. Astagfirullahhaladziim...saya lupa bahwa istri yang solehah dan bertanggungjawab adalah rezeki Allah, anak-anak yang soleh adalah rezeki tak ternilai dari Allah, keluarga yang sehat dan kompak juga bagian dari rezeki...nikmat sehat, ilmu, udara yang kita hirup, air yang diminum, rasa sakit yang dirasakan, cobaan, dan masih banyak lagi...adalah rezeki Allah yang tak ternilai harganya. Subhanallah walhamdulillah, Allahhuakbar!

Beberapa hari belakangan saya sering mendengar komentar-komentar yang kurang sedap didengar dari teman-teman dekat, yang ketika melihat saya sering main bersama kedua anak saya yang berumur 3 dan 2 tahun mereka berkomentar yang seakan akan anak itu bukan rizki dan titipan dari sang pencipta, anak itu hanya karna keteledoran orang tua yang tidak KB dsb, sehingga sebagian mereka menganggap anak itu beban yang harus ditanggung oleh orang tua. Saya berfikir mendalam apa memang kesalahan saya atau pemahaman mereka yang perlu diselaraskan bagaimana mensyukuri nikmat dan ujian dari Allah SWT.

Saya seakan diingatkan kembali saat membaca pesan dari seorang teman baru yang senantiasa berkirim sms hadist-hadist,"Jadikanlah prasangka kita kepada Allah selalu perkara yang baik, niscaya Allah akan membalasnya dengan kebaikan pula, Dialah Maha Adil & selalu ada hikmah di setiap takdirnya, sekali pun di mata manusia itu adalah takdir yang buruk. Nabi S.A.W. bersabda, "Allah berkata, "Aku menuruti persangkaan hamba-Ku terhadap-Ku." (HR. Bukhori Muslim).

Maka sadarlah saya bahwa bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah, S.W.T. adalah kunci sebuah kehidupan yang barokah, sakinah mawadah warohmah. Insyaallah dan mudah mudahan kita semua termasuk ke dalam golongan orang-orang yang selalu bersyukur dan berprasangka baik kepada Allah,S.W.T., Tuhan semesta alam...amin.

Tidak ada komentar: