Senin, 04 Mei 2009

Kemenangan Hakiki

"Innaa fatahnaa lakafathammubiinaa" (Al-Fath:I)
Artinya: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata.
Sebagian ahli tafsir mengatakan asbabunnuzul ayat ini berkenaan dengan peristiwa fathu Mekah, ada juga yang menhgatakan peristiwa penaklukan Rumawi, namun sebagaian besar yagn lain mengatakan asbabunnuzul ayat ini adalah peristiwa perjanjian Hudaibiyah yang dilakukan oleh Rosulullah dengan orang - orang kafir Qurais. peristiwa yang menurut sebagian besar pandangan sahabat Rosulullah masa itu sebagai peristiwa perjanjian yang merigikan dan kekalahan, namun lain menurut pandangan Allah SWT.

Paling tidak ada dua syarat kemenangan yang hakiki itu!!!
  1. Orisinilitas Iman tetap terjaga.
Apa gunanya menang tapi iman kita sudah tercampuri nida-noda syirik, apa gunanya menang tapi perkara yang haram kita langgar dsb. Banyak kasus caleg - caleg yang ingin jadi kemudian mendatangi tempat - tempat keramat, ada juga yang sudah jadi kemudian mandi kembang sebagai persyaratan katanya dan yang memalukan ternyata mereka beragama Islam.

2. Masih memegang teguh etika.
Rosulullah adalah yang terbaik etikanya, bahkan dalam saat genting sekalipun dia tetap berpegang teguh. Kita semua tahu bagaimana ketika Rosulullah ketika berperang, beliau tidak membunuh anak-anak dan perempuan, juga tempat Ibadah, bahkan tanaman yang mau berbuah, Rosulullah melarang untuk merusaknya. Maka sepatutnyalah bagi orang - oragn yang beriman itu menjaga etika dalam berkampanye, aturan-aturan yang sudah ditetapkan oleh KPU misalnya harus dipatuhi, apalagi aturan yang sifatnya berhubungan dengan aturan Allah, riswah/suap atau dalam bahasa kerennya Money Politik. Bukan hanya KPU yang melarang tapi Allah juga mengancam lewat sabda Rosul-Nya "Orang yang menyuap dan yang disuap, sama-sama dineraka". na'udzubillah tsumma na'udzubillah.

Saudaraku Pemilu sudah berlalu, penghitungan tinggal menunggu hasil, meski perkiraan suara sudah ada ditangan. Bisa jadi hasil tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Bisa jadi sangat jauh dibawah perkiraan angka dan bisa jadi diatas perkiraan angka. Sudah banyak sekali dampak yang terjadi dari hasil perkiraan tersebut yang tidak sesuai dengan apa yang diinginkan, banyak media memberitakan banyak caleg yang lantas stress, bunuh diri, berbuat anarkis, menyegel pasar, menyegel rumah, bahkan menarik kembali barang pemberiannya. Semua itu bisa terjadi lantaran rasa frustasi dan kecewa terhadap seseorang, yang diharapkan memberikan dukungan ternyata malah memberikan dukungannya kepada pihak lain. Wajar saja mereka meluapkan emosinya seperti itu.

Mari kita bedah kenapa fenomena seperti itu bisa terjadi. Yang pertama yang saya sampaikan bahwa masyarakat masih memilih pemimpin itu seseorang yang memberkan imbalan akan pilihannya alias dibeli. Ini fenomena terbesar yang sedang melanda ditengah-tengah masyarakat. Siapa yang memberi dialah yang dipilih. Padahal bisa jadi ada orang yang memberi terlebih dahulu tapi tidak jelas akadnya, memberi ya sekedar memberi tidak ada beban psikologis untuk memberikan suaranya. Meskipun sama-sama memberi tapi beda persepsi.

Tidak ada teman yang sejati dan musuh yang abadi dalam berpolitik. Seiring dengan waktu maka semakin berganti pula arah politiknya. Bahkan politik ini tidak memandang apa dia saudara apa dia bukan, dengan politik seseorang bisa dibutakan mata hatinya.

Banyak fenomena yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, tugas seorang aktifis politik atau orang yang menjunjung tinggi nilai-nilai demikrasi hendaknya senantiasa memberikan contoh dan pembelajaran bagaimana berpolitik yang ideal dengan tidak mengikuti arus politik yang membutakan. sebagai contoh tidak larut dalam ikut membagikan uang untuk kepentingan praktis, agar ia memilihnya.

Kemenangan tidak hanya diukur dari banyak nya prosentase perolehan suara. Melainkan kemenangan juga dilihat dari bagaimana ia berproses dalam menjalankan aktifitas politiknya. Kemenangan sejati adalah dimana ia menjalankan politiknya tanpa terkotori tangan-tangan yang melanggar aturan. Kemenangan sejati adalah dimana ia menjadi pilihan yang murni dari rakyat yang tak minta balas budi. Kemenangan sejati adalah dimana ia menjadi cahaya yang senantiasa menerangi dari gelapnya arus demokrasi. Kemenangan sejati adalah kemenangan yang bisa membawa berkah negeri ini, untuk bangkit kembali.
Wallahu 'a'lam bisshowaf.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Mulai rajin posting nih akh, Selamat! Online nya malam hari?

Afi mengatakan...

Semoga kita dapat mengambil ibrah dari setiap peristiwa. Termasuk pra-Pemilu dan pasca-Pemilu.