Selasa, 18 Januari 2011

Jangan Mengeluh!!!


Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tak dapat
membeli sepatu, padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore ia melihat seseorang
yang tak mempunyai kaki, tapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti
mengeluh dan mulai bersyukur.

Hal kedua yang sering membuat kita tak bersyukur adalah kecenderungan
membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain. Kita merasa orang lain
lebih beruntung. Kemanapun kita pergi, selalu ada orang yang lebih pandai, lebih
tampan, lebih cantik, lebih percaya diri, dan lebih kaya dari kita.

Rumput tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dari rumput di
pekarangan sendiri. Ada cerita menarik mengenai dua pasien rumah sakit jiwa.
Pasien pertama sedang duduk termenung sambil menggumam, "Lulu, Lulu."
Seorang pengunjung yang keheranan menanyakan masalah yang dihadapi orang
ini. Si dokter menjawab, "Orang ini jadi gila setelah cintanya ditolak oleh Lulu."
Si pengunjung manggut-manggut, tapi begitu lewat sel lain ia terkejut
melihat penghuninya terus menerus memukulkan kepalanya di tembok dan
berteriak, "Lulu, Lulu".
"Orang ini juga punya masalah dengan Lulu?" tanyanya keheranan.
Dokter kemudian menjawab, "Ya, dialah yang akhirnya menikah dengan Lulu."

Hidup akan lebih bahagia kalau kita dapat menikmati apa yang kita miliki.
Karena itu bersyukur merupakan kualitas hati yang tertinggi.
Cerita terakhir adalah mengenai seorang ibu tang ditinggal mati suami dan anaknya.
Hasan bisri menuturkan ketika waktu umroh dia berjumpa dengan seorang wanita yang menampakan wajah yang cerah ceriah, kemudian hasan bisri bergumam "Betapa ceriahnya ibu ini, nampak tidak ada kegalauan dan masalah dalam hidupnya".
Kemudian terdengar oleh sang ibu, dan dihampirinya hasan bisri.
Ibu itu bertutur; Wahai saudara sesunggunya engkau tidak mengetahui apa yang baru saja aku alami, beberapa waktu yang lalu ketika suamiku menyembelih binatang qurban, dia mengajak anakku yang kedua yang sudah mulai tumbuh. Anakku memperhatikan semua prosesnya, mulai dari merobohkan sampai kemudian menyembelih leher kambing qurban.
Setelah pulang kerumah anakku tiba-tiba mengajak adiknya yang berusia 3 tahun ke belakang rumah dengan membawa pisau, dan si adik yang masih lugu itupun disuruh tidur terlentang kemudian diarahkan pisau kelehernya.
Ketika melihat adiknya mengucurkan darah segar dari lehernya dia berteriak minta tolong, bergegas aku dan suamiku menghampiri namun si adik tidak dapat tertolong dan karena ketakutan sang kakak pun berlari kearah hutan, kemudian ayahnya berlari untuk mengejar namun sampai sekarang belum juga pulang. Berita yang aku dapatkan dari penduduk sekitar mengatakan anakku di mangsa srigala dan suamiku meninggal kehausan.
Sewaktu aku membersikan darah dari si adik yang disembelih, anakku yang terakhir bangun dari tidurnya kemudian merangkak ke belakang menghampiri bejana yang terisi air mendidih, dan akhirnya menimpah sekujur tubuhnya sehingga meninggal dunia.
Ketika berita menyedihkan itu aku kabarkan ke anakku yang pertama yang sudah menikah di desa sebrang, mendadak anakku terkena serangan jantung dan meninggal pula...
Sekarang aku seorang diri didunia ini, ditinggalkan oleh keluargaku. Namun aku harus tetap bersyukur karena ketika aku mengeluh, tidak mungkin anak-anak dan suamiku dikembalikan kepadaku.
Aku diberikan kesempatan untuk bisa lebih mendekat lagi kepada Rabbku dan memohon untuk dipertemukan dengan anak-anak dan suamiku di dalam syurga-Nya kelak.

Tidak ada komentar: